Jumat, 18 Mei 2012

The Great Ramadhan


Malam itu, langit sangat cerah, bulan terlihat dengan indahnya, dan bintang pun tersenyum. Malam yang sangat menyejukkan hati dan pikiran. Malam yang penuh barakah. Malam yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap kaum muslim. Benar, malam itu adalah malam Ramadhan. Sudah menjadi suatu tradisi bahwa pada saat bulan Ramadhan, kita lebih sering berkumpul untuk sahur bersama, buka bersama atau hanya sekedar JJS (jalan-jalan sore) alias ngabuburit bersama untuk menunggu waktunya berbuka puasa. Sungguh nikmat dan selalu menyenangkan momen-momen Ramadhan.

Waktu itu, buka bersama pun dilakukan di kampus saya. Buka bersama antara mahasiswa dengan dosen dan civitas. Acara itu dibuat dalam rangka penyambutan mahasiswa baru. Acara dimulai dari sebelum maghrib dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan buka bersama, diselingi dengan saling tukar-menukar kado antara adek angkat dan kakak angkat, serta diakhiri dengan sholat berjamaah. Alhamdulillah...serangkaian acara sudah terlewati dengan cukup baik. Panitia pun mulai membereskan dan membersihkan ruang kuliah supaya bersih kembali dan bisa dipakai untuk kuliah esok pagi. Setelah itu, seluruh panitia berkumpul kembali untuk melakukan evaluasi acara. Ketika itu saya mendapat amanah sebagai koordinator konsumsi, saya melaporkan apa saja yang sudah saya lakukan dan tidak lupa saya melaporkan bahwa makanan yang kita pesan berlebih. Semua orang sudah mendapatkan jatah makanan tapi tetap masih berlebih. Setelah disepakati, kami membaginya pada tukang-tukang becak di stasiun dekat kampus kami. Pertimbangannya karena disana banyak tukang becak dan waktu sudah cukup malam sehingga kita memerlukan waktu yang cepat untuk menghabiskan makanan yang berlebih itu. Setelah sampai pada stasiun, Subhanallah, mereka berebut nasi kotak itu dengan sangat antusias, mereka berusaha untuk mendapatkannya dan menorehkan senyuman di bibirnya ketika nasi kotak itu sudah ada di tangan mereka. Tidak hanya itu, mereka tidak egois, mereka memanggil teman-temannya yang lain untuk ikut berebut. Setelah semua nasi kotak terbagikan, saya dan teman saya segera meninggalkan stasiun. Suara lantunan qur'an yang terdengar dari microphone masjid menambah nikmatnya malam itu. Suatu rasa bersyukur yang teramat dalam karena rezekiNya. Meskipun ada orang yang bisa menikmati makanan jauh 
lebih lezat daripada kita, ternyata masih ada juga yang jarang merasakan nikmatnya nasi kotak.

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman : 13)

Setelah kejadian itu, jiwa muda saya yang sangat antusias dan bersemangat membuat diri saya ingin memberi dan memberi kepada mereka. Rasa itupun membuat saya ingin mengajak orang lain untuk berbuat yang sama atau malah lebih dari saya. seminggu setelah pembagian nasi kotak itu, saya dan teman-teman mengadakan mabit bersama kakak-kakak dan adik-adik kelas. Ketika menjelang maghrib, kami berjalan kaki menuju stasiun, kebetulan rumah yang digunakan untuk mabit dekat dengan stasiun, kami pun mulai membagikan nasi bungkus kepada para tukang becak. Saya melihat suatu kepuasan dari wajah teman-teman, cerita unik yang terdengar gembira dari mulut mereka. Akhirnya misi saya untuk mengajak orang lain supaya bisa menikmati seperti apa yang saya lakukan pun tercapai. Alhamdulillah.

Hari berganti hari, suatu ketika ada sms masuk, ternyata seorang teman yang sedang bingung karena ada orang yang menyerahkan beberapa uangnya kepada dia dan meminta dia untuk mensodaqohkan uang tersebut tapi dia bingung mau disodaqohkan kemana uang itu. Akhirnya terpikirkan oleh kami untuk melakukan buka bersama dengan anak yatim tapi menjadi pertanyaan lagi, anak yatim dimana, kita tidak tau tempat panti asuhan di Jember. Subhanallah...Allah selalu memberi jalan keluar kepada hambaNya yang sedang kebingungan untuk melakukan hal kebaikan. Akhirnya kami berkendara menuju salah satu lembaga amil zakat, kebetulan waktu itu kami menuju ke RIZKI. Sesampainya disana kami langsung menyampaikan tujuan kedatangan kami dan alhamdulillah, mereka mempunyai anak binaan. Setelah ditentukan waktu dan tempatnya, kami bergegas pulang dan esoknya memesan makanan yang akan kita bawa. Hari yang kami tunggu pun datang. Kami bergegas mengambil pesanan makanan yang sudah kami pesan. Subhanallah, meskipun ibu tempat kita memesan nasi bungkus itu memiliki kehidupan yang kurang dari cukup tapi beliau dengan senyumnya sambil menyerahkan nasi-nasi itu berkata "ini saya lebihi sedikit buat adek-adeknya disana, moga lancar acaranya", ingin rasanya mata ini berlinang air mata tapi hanya ucapan terimakasih yang mampu terucap, "terimakasih banyak bu". Setelah sampai, kami diajak masuk ke sebuah ruangan, ternyata adek-adek kecil itu sudah berkumpul dan duduk manis. Kami pun langsung memulai acara, senang rasanya mendengar celotehan dari mulut mereka, kepolosan yang tergambar jelas dari kata demi kata yang terucap. Suara adzan pun mulai terdengar, kami mulai membagi makanan, mereka dengan antusias membuka nasi bungkus tersebut. Meskipun masih kecil, terlihat sekali bahwa mereka sangat mandiri. mereka makan dengan lahapnya meskipun hanya dengan menu makanan yang sangat sederhana. Sungguh sangat menyenangkan melihat suasana seperti itu.

Kesenangan itu terus mengalir di tubuh saya. Kepuasan berbagi yang belum pernah saya rasakan sedahsyat ini sebelumnya. Dan saya ingin menambah kesenangan saya, ingin semakin meningkatkan rasa nikmatNya di diri saya. Allah pun memberi petunjuk kepada saya, saya menemukan beberapa bungkus jelly powder berlebih di dapur kontrakan. Dan saya pun berinisiatif untuk membuat dan membungkus jelly itu. Misi pun dilakukan dan alhamdulillah jelly sudah dapat dibagi. Pada misi kali ini, saya sengaja membuat lebih banyak meskipun isinya tidak terlalu banyak, saya ingin berbagi dengan lebih banyak orang meskipun itu hanya hal kecil. Saya mulai menelusuri jalan, para tukang becak, adek-adek kecil yang berdagangan, dan beberapa orang yang menurut saya pantas untuk diberi. Ada suatu kejadian pada saat saya yang dibantu teman saya, berbagi jelly kepada segerombolan anak-anak. Seorang ibu tidak membolehkan anaknya menerima jelly itu. Ada sedikit tanda tanya di pikiran saya tapi lalu saya teringat dengan nasihat ibu saya "kalau dikasih orang yang gak dikenal jangan mau" dan saya pun dapat menerima perlakuan ibu tersebut kepada saya tapi yang membuat saya kasian adalah anak itu ingin turut memakan jelly itu ketika temannya yang lain menikmati jelly tersebut.

Memberi tidak harus dengan sesuatu yang mewah tapi memberi harus dengan tulus ikhlas. Hal yang kecil pun bisa kita bagi dengan orang lain. Sesuatu hal yang kecil pun bisa membuat orang lain bahagia. Tak ada yang salah ketika orang lain menolak pemberian kita, yang salah adalah kesombongan setelah kita memberi. Tak semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita. Tak semua orang lebih beruntung daripada kita tapi masih banyak yang tidak seberuntung kita. Marilah kita jadikan hidup kita menjadi orang yang beruntung, beruntung bisa merasakan kenikmatanNya karena kemampuan kita dalam bersyukur atas nikmatNya.

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar