Rabu, 26 September 2012

Bluefly (part 1)


namaku bluefly. aku adalah seekor kupu-kupu berwarna biru. kecantikanku mampu menyihir mata tiap orang yang melihatku, aku suka terbang bebas di atas awan. aku juga suka terbang dan masuk ke pekarangan atau ruang tamu. tak ada yang pernah mengusirku dari rumah mereka. mereka senang sekali ketika aku mengunjungi rumahnya dan terbang kesana-kemari dengan indahnya. tak jarang pulang sorot kamera mengikuti langkahku ketika aku terbang dengan bebas dan indahnya di dalam rumah mereka atau sekedar berjemur di taman bunga. aku senang sekali ketika melihat senyum mereka terlihat merekah seperti merekahnya bunga-bunga yang terhampar luas di hadapanku saat ini.
"Brakkk" aku tak mampu menyeimbangkan diriku. kepalaku pusing. aku mulai melayang, aku mulai terbang tapi aku tak mampu mengepakkan sayapku, aku hanya mampu pasrah jatuh di atas rumput-rumput. aku terdiam cukup lama, aku tak mampu bangun dari tempatku jatuh. dan aku tak ingat apa yang terjadi lagi.
pelan-pelan aku sudah mampu membuka kelopak mataku. tak terasa hari sudah berubah menjadi gelap. ternyata aku tertidur cukup lama, atau lebih tepatnya aku pingsan cukup lama. aku berusaha bangun tapi "ahhh..." sayap kananku terasa sakit sekali. aku berusaha dengan sekuat tenaga mencari asal sakit itu karena badanku masih terasa lemas. aku tak tahan menahan air mataku tapi aku juga tak bisa menyalahkan siapapun. yang aku tau, tadi aku melihat bola putih menyerempet tubuhku hingga aku terjatuh dan aku tak ingat apa-apa, lalu saat ini aku melihat sayap kananku patah. kemana aku harus mengadu? aku sudah tak mampu terbang jauh dalam kondisi seperti ini. rasanya ingin sekali segera cerita ke ayah dan bunda. aku ingin segera pulang. isak tangispun tak dapat aku bendung. air mata sudah membasahi tubuhku namun aku pun tak kunjung berhenti menangis. tangisku pun semakin keras karena semua masalah semakin menumpuk. aku harus menahan luka. aku harus segera pulang supaya lukaku bisa segera diobati tapi aku tak mampu terbang pulang ke rumah. bagaimana caranya aku bisa pulang ke rumah, tak ada satu pun kupu-kupu yang lewat di depan mataku. bagaimana caranya aku memberitahu orang tuaku kalau lukaku semakin sakit dan semakin sakit. aku tak mampu memikirkan semuanya dalam satu waktu, kepalaku mulai pusing. aku tak bisa berpikir apa-apa lagi. aku hanya mampu menangis dan menangis, berharap keajaiaban Tuhan datang berpihak padaku.

bersambung...

Selasa, 25 September 2012

Sebuah Pengganti


selama aku kuliah, rasanya belum ada prestasi yang aku cetak. aku mengalami penurunan yang sangat drastis dalam hal akademikku. selama ini aku hanya menyalahkan kondisiku yang jauh dari orang tuaku. aku merasa belum mampu menerima semua masalah yang aku hadapi hari demi hari sendirian tanpa menceritakan semuanya kepada orang lain, tentunya orang yang sangat bisa aku percaya dan sampai detik ini hanyalah orang tuaku. aku merasa ada yang membebaniku. aku merasa hidupku lebih berat. aku tak setiap hari telpon dengan orang tuaku, meskipun hanya ditelpon sekitar 2x dalam seminggu dan sekitar 2 jam tiap kali telpon tapi waktu itu tak cukup untuk menceritakan semua yang aku hadapi. selain itu, aku termasuk orang yang moody, ketika aku tak mau cerita maka aku tak cerita dan aku paling mood untuk cerita adalah ketika kejadian itu baru saja terjadi karena aku suka melupakan sesuatu dan itu memang aku biasakan, terutama untuk hal-hal yang menyakitiku karena aku tak mau mendzolimi diriku sendiri, aku tak suka menyakiti perasaanku dengan rasa dan pikiran yang merugikan buatku.
namun, point utamanya sebenarnya bukan pada hal itu. teman-temanku yang lain juga jauh dari orang tuanya tapi ternyata mereka masih bisa gemilang dalam hal akademiknya. sepertinya kesalahan adalah dalam diriku sendiri, aku kurang giat dalam belajar. aku tau kelemahanku tapi aku lemah melawannya, atau aku yang kurang berusaha untuk melawannya. namun, hal itu sudah terlambat, masa kuliahku di S1 sudah aku tuntaskan meskipun dengan hasil yang kurang memuaskan karena tidak sesuai targetku. oleh karena itu, aku ingin sekali di akhir masa kuliah S1 ku, aku mengukir prestasi, aku ingin mengikutsertakan skripsiku ke ajang lomba PKM dimana aku sangat berharap bahwa aku bisa lolos PKM dan berlanjut ke PIMNAS serta lolos menjadi pemenang PIMNAS. aamiiin. aku ingin mencetak prestasi pertamaku di kesempatan terakhirku di S1. aamiiin allahumma aamiiin.
semoga Allah dan orang tuaku meridhoi semua jalan yang aku tempuh karena senyum orang tuakulah yang ingin aku rengkuh. mungkin tak bisa lewat nilai yang baik namun bisa digantikan dengan kemenangan yang berasal dariNya. semoga Allah memudahkan jalanku dalam meraih bahagia orangtuaku.aamiiin.
Ya Allah...Engkau lebih tau apa yang terbaik untuk hamba maka hamba serahkan semua urusan hamba kepadaMu...insyaAllah hamba ikhlas menerima semua keputusanMu :)

Dia Bisa, Aku Pasti Bisa


rasanya senang ketika melihat orang lain berhasil, terutama orang yang dekat denganku. rasa bangga yang dia dapatkan terasa pula di relung hatiku. ini mungkin karena pengaruh rasa simpati yang melekat pada diri manusia, termasuk aku. senyum terukir indah mengiringi berita yang membahagiakannya. aku pun turut mengukir senyum, senyum bahagia atas keberhasilannya. rasanya ingin pula merasakannya, menempati posisinya dimana berganti posisi dan aku langsung yang menerima kebahagiaan itu, bukan hanya ikut serta merasakannya kebahagiaannya.
terkadang, tak jarang di dalam kebahagiaanku itu terselip rasa iri dan beribu pertanyaan yang sering sekali meragukan kemampuan dalam diriku sendiri padahal tak semua orang memiliki kesempatan dan kelebihan yang sama. dia bisa mendapatkannya tapi aku tidak, bukan berarti aku tak mampu tapi mungkin kesempatanku tidak disitu. bisa jadi dia mendapatkan hal satu itu tapi dia tidak mendapatkan hal yang lain yang kita dapatkan. tak seharusnya aku menyelipkan rasa iri itu di relung hatiku karena dia hanya akan membusuk dan meracuni sekitarnya. ambil positifnya saja, ambil manfaatnya saja. dia bisa cemerlang dalam hal itu dan aku bisa cemerlang dalam hal lain. dia bisa, aku pasti bisa.
berusaha berusaha dan berusaha...jangan terlalu memikirkan hasilnya tapi terus berusaha melakukan yang terbaik karena dalam hal pasti ada hikmahnya...jadikan semuanya adalah ladang belajar dan mencari kebahagiaan dunia dan akherat.
semangattttttttttttttttttttttttttttttttttttt...aamiiin ^^_

#anggaplah kamu berbicara pada dirimu sendiri
yang bisa merubah diri kita adalah diri kita sendiri, bukan orang lain karena kitalah pemilik utama diri kita

Sayangi Otakmu


lama tak menulis...rasanya sulit sekali untuk membuat satu kalimat yang bagus dan membentuk paragraf yang saling sinergis antar kalimatnya. sesuatu yang jarang dilakukan atau belum pernah dilakukan memang akan menemui suatu titik awal berupa kesulitan. memang tak semuanya akan mengalami kesulitan tapi sebagian besar akan merasakan hal itu. anggap saja otak kita adalah pisau, ketika pisau itu jarang sekali diasah maka pisau yang awalnya tajam maka akan bisa tumpul atau malah berkarat. dari filosofi pengasahan pisau itu sama halnya dengan otak kita. ketika otak kita jarang diasah, jarang diajak berpikir positif, jarang diajak berdiskusi hal-hal yang baru, jarang diajak bermain dengan permainan logika maka dia akan menjadi pemalas, atau malah otak kita mati suri. jangan sampai mati suri deh karna ketika otak kita mati suri so bisa diprediski dia bakal sulit banget dibangunkan. so...apa yang harus kita lakukan???
mulai sekarang, lebih tepatnya mulai detik ini jangan abaikan otak kita, jangan sering-sering dicuekin. kita butuh banget keberadaan dia, kalau dia ngambek pada saat yang tidak tepat alias waktu kita butuh dia buat berpikir, bisa gaswat deh...gak mau kan kalau dikatain lola alias loading lama atau nama kerennya lemot.hahaha...
ayo sayangi otak kita. jadikan dia anugerah terindah dariNya karena lewat dia lah kita bisa menguatkan iman kita atas segala penciptaanNya. daripada dikatain bodoh, mending teriak aja kalau dia pinter, kalau dia pinter kan kita juga ikut tenar.hahaha... atau terus ajak dia ngobrol supaya dia biasa bekerja alias gak jadi pemalas, siapa tau nanti dia bisa nemuin banyak penemuan, bisa-bisa karena dia kita bisa jadi kayak Einsten, keren banget tuh. tapi jangan disuruh kerja terus ya, dia butuh istirahat dan makan juga. pokoknya take 'n give lah.hohoho...
selamat belajar teman-teman...selamat berkarya...success is ours.aamiiin :)

Jumat, 21 September 2012

Kata Ayah



“Kata Ayah”, dua kata yang sangat sederhana namun memiliki makna yang berarti bagiku. Dua kata yang tak jarang aku sisipkan di awal kalimatku. Ayah adalah laki-laki yang paling aku hormati dan sayangi. Setiap kata yang terucap oleh Ayah selalu mampu menyita perhatianku.
Suatu malam di bulan Syawal. Aku, adek, ibu, dan ayah yang sedang berkunjung ke rumah Nenek berkumpul di ruang tengah. Malam itu para nyamuk turut berkumpul. Satu per satu mereka menempel di kulit kami, namun sudah menjadi kebiasaanku untuk tidak memukulnya tapi hanya mengusirnya.
“Yah, nyamuk itu hidupnya berapa lama?”
“Hidupnya cuma beberapa hari.”
“Kasihan ya, belum lagi kalau menggigit lalu dipukul, kemungkinan besar mati.”
“Ya seperti itulah hidup. Secara normal, hidup nyamuk cuma beberapa hari. Mereka butuh makan untuk bertahan hidup tapi ketika mencari makan, mereka malah harus mempertaruhkan nyawanya. Untuk bertahan hidup, nyamuk harus menghisap darah manusia. Ketika menghisap darah, tak jarang nyamuk dipukul dan akhirnya mati. Hidup yang bakal kamu lewati nantinya juga seperti itu. Hidup itu keras, apalagi seiring dengan bertambahnya tahun dan berubahnya zaman. Butuh perjuangan yang keras untuk tetap bisa bertahan hidup. Yang penting juga, kamu harus mempunyai skill. Kuli bangunan dan tukang itu kerjanya sama, yaitu membuat bangunan. Tapi tukang mempunyai skill, dia tahu cara-caranya membuat bangunan, tenaga dan otaknya ikut bekerja. Berbeda dengan kuli bangunan, mereka lebih mengandalkan tenaganya saja. Meskipun kerja kuli tak jarang lebih berat daripada tukang, namun hasil yang didapatkan si tukang sudah dapat dipastikan lebih banyak daripada si kuli. Otak itu lebih mahal. Karena itu, belajar yang rajin supaya nanti dapat kerja yang enak, tidak perlu terlalu mengeluarkan banyak tenaga tapi hasilnya banyak.”
“Hmm” Aku hanya menundukkan kepala sambil tersenyum.
“Selain nyamuk, cicak itu juga hebat. Dia tak bersayap tapi makanannya bersayap. Kadang-kadang kalau dipikir secara logika, hal itu tidak mungkin. Nyamuk bisa terbang kemana-mana tapi cicak hanya bisa menempel di tembok. Tapi Allah sudah mengaturnya begitu. Kalau cicak mau bekerja keras, cicak pun bisa makan nyamuk. Semuanya membutuhkan usaha untuk mendapatkan sesuatu, tidak ada yang instan. Dan jangan lupa untuk selalu mengiringi usaha dengan selalu berdoa. Perihal hasilnya, itu sudah menjadi hak Allah.”




Selasa, 04 September 2012

Jam Bekerku

tak tok tak tok, suara jam bekerku terdengar nyaring. jarum jam merubah detik menjadi menit dan menit menjadi jam. fenomena yang sudah sering terlihat sehari-hari. tak pernah ada kata mundur baginya. maju dan terus maju adalah semboyannya.

aku terus menatap jarum jam yang perlahan tapi pasti berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. lalu menggeser jarum jam yang lain. bersama-sama merubah waktu terang menjadi gelap dan bersama-sama pula merubahnya menjadi terang kembali.

kepalaku mulai terasa pening. otak mengajak meratapi nasib, mengenang kebahagiaan yang dulu pernah ku raih. aku tegakkan lagi badanku, berusaha kembali ke kehidupanku kini. tak selamanya aku bisa lari dari masalahku. akulah yang punya masalah, sewajarnya akulah yang menyelesaikannya. mataku semakin menajam menatap pergeseran jarum bekerku. pikiranku melayang, mencoba mengamati dan mengambil hikmah dari kebiasaan benda mati ini. tak seharusnya aku terus menatap ke belakang. tak seharusnya aku meratapi kehidupanku sekarang yang tak seringan dulu. semakin hari aku harus semakin dewasa dan masalah-masalah itulah yang akan mendewasakanku. mataku tetap tertuju pada pergeseran jarum jam bekerku dan aku semakin yakin, waktu akan terus berjalan dan aku butuh untuk hidup, aku harus terus menatap ke depan, aku harus terus berjalan dan aku harus berubah, mengubah yang buruk menjadi baik, terutama adalah merubah penyakit berbahaya di dunia, yaitu MALAS.

kita bisa karena kita mau
kita bisa karena kita terbiasa
kita bisa karena kita mau terbiasa
terbiasa menjadi yang terbaik
terbiasa selalu hidup optimis