Sabtu, 30 Juni 2012

Alhamdulillah

Akhir-akhir ini aku selalu dibuat senang oleh Allah. Hasil jerih payah dan kesabaranku akhirnya membuahkan hasil. Semuanya membahagiakanku. Aku bisa merasakan kepuasan yang teramat dalam. Aku jadi teringat pesan Ayah, tak ada yang instant di dunia ini. Semuanya butuh usaha keras. Semuanya butuh profesional. Jangan selalu mengandalkan otot, tapi lebih seringlah mengandalkan otak. Jangan lupa juga untuk selalu berdoa. Kadang yang kita anggap gak mungkin tapi Allah bisa merubahnya menjadi mungkin. Tidak semua orang yang sukses terlahir dari keluarga sukses. Tapi kegigihan merekalah yang membuatnya sukses. Selain itu, janganlah berani dengan ibumu karena doa ibumu lah yang paling diijabahi Allah. Hidup itu sangat keras.
Alhamdulillah...terimakasih ya Allah, Engkau selalu hadir kepadaku dan menghadirkan keluarga serta orang-orang sekitar yang istimewa untukku. Arigato :)

Selasa, 19 Juni 2012

Surat untuk ayah dan ibu


Tiba-tiba aku teringat dengan surat yang aku tulis 6 tahun lalu, tepatnya ketika aku menginjak usia 17 tahun, sweet seventen begitulah para remaja biasa menyebutnya. Teringat betul sehari sebelumnya aku mulai mengetik apa saja yang ingin aku sampaikan kepada orang tuaku. Mulai dari ucapan terimakasih, ucapan maaf, hingga janji-janji untuk menjadi lebih baik di usiaku yang semakin dewasa. Ketika itu aku membuat dua surat, satu untuk ayah dan satu untuk ibu. Setelah mengetik semua yang ingin aku sampaikan, aku mulai mencari foto masing-masing di folder komputerku. Setelah aku temukan, aku cari frame yang cocok yang menyerupai pigura foto, lalu aku sisipkan foto ayah di surat untuk ayah dan foto ibu di surat untuk ibu, lengkap dengan frame pigura. Setelah itu, aku mulai mencari-cari lagu yang cocok sebagai penyempurna surat-surat itu. Aku sudah menemukan dengan cepat lagu yang paling cocok untuk surat ibu, yaitu lagu bunda yang dinyanyikan melly - potret. Namun, aku mullai mengalami kesulitan, aku tak kunjung menemukan lagu yang cocok untuk surat ayah. Beberapa lagu koleksiku sudah aku coba dengarkan satu per satu, namun belum ada yang mantap di hati. Lalu aku tinggalkan sementara acara memilih-milih lagu itu. Aku mulai mengetik lirik lagu Bunda, maklum waktu itu aku belum pasang internet, cuma sekali-kali aja kalau benar-benar perlu dan mendesak, kabel telpon rumah langsung mencolok komputer.

Setelah aku mengetik lirik lagu Bunda untuk surat ibu, aku mulai mencoba mendengarkan koleksi-koleksi laguku lagi dan akhirnya ada yang mantap juga di hati. Aku memilih lagu yang terbaik untukmu by ada band. Aku pun mulai mendengarkan dan mengetik lirik lagunya. Alhamdulillah semuanya pun selesai. Langsung saja aku colokkan printer, meletakkan kertas A4 80 gram dan klik print. Empat lembar kertas yang terdiri dari 1 lembar surat untuk ayah, 1 lembar surat untuk ibu, 1 lirik lagu bunda untuk ibu, 1 lirik lagu yang terbaik untukmu untuk ayah. Kertas-kertas itu aku lipat dan aku masukkan ke amplop coklat kecil dan aku tulis di bagian luarnya "To : Ayah, My beloved father" dan "To : Ibu, My beloved mother".


Rasanya ingin segera tidur, sudah capek sekali rasanya. Namun, misi belum selesai, aku harus meletakkan surat-surat itu di kamar orang tuaku dan harus diletakkan di tempat yang strategis dan aku pun memilih meja ayah yang berhadapan langsung dengan tempat tidur mereka. Setelah misi terlaksana, aku pun segera meninggalkan kamar orang tuaku dengan langkah-langkah pelan, tak jauh berbeda dengan maling. Tapi ada bedanya juga, maling mengambil barang, sedangkan aku meletakkan barang.hahaha...

Tak terasa, sesampainya di kamarku, aku langsung terlelap. Namun, suara adzan subuh telah memanggilku. Suara ayah dan ibu pun sudah mulai terdengar memanggil-manggil namaku. Aku harus segera sholat subuh. Setelah sholat, aku tak melakukan ritualku seperti biasanya, yaitu tidur sebentar sebelum berangkat sekolah. Ritual yang selalu terlihat tak sengaja padahal dilakukan dengan sengaja.hahaha... Pagi itu aku tak tidur lagi tapi aku segera menuju kamar orang tuaku. Ibuku masih memakai mukenahnya. Mengetahui aku membuka pintu kamarnya, beliau memanggilku untuk mendekatinya. Aku pun segera mendekatinya dan beliau mengucapkan "selamat ulang tahun" kepadaku. Hwaaa...benar-benar romantis ^_^

Aku mulai meminta maaf dan mengucapkan banyak sekali terimakasih, lalu janji-janji untuk memperbaiki diri terucap deras dari bibirku. Aku pun mulai menangis, ibu pun tak sanggup membendung tangisnya. Aku penasaran perihal surat-surat itu, aku pun segera bertanya dan jawabannya sangat mengharubirukan hatiku. "Suratnya sudah ibu baca, sudah ibu simpan sekarang. Ibu baca setelah sholat malam tadi. Ibu juga sudah mendoakan untukmu". Subhanallah...terharu T_T Lalu ayah tiba-tiba muncul dan ibu celetuk "Gak terasa sudah punya anak umur 17 tahun yah" dan ayah memberiku selamat ulang tahun. Ayah tak bisa menangis di hadapanku seperti ibu tapi aku yakin hatinya pun menangis terharu seperti aku dan ibu.

Aku sangat senang sekali pagi itu. Aku terinspirasi dari tempat bimbel temanku yang menyuruh siswanya untuk membuat surat cinta buat ayah dan ibunya. Loph you all...benar-benar selalu cinta, sayang, dan merindukan ayah ibu. Semoga Allah selalu melindungi mereka dan membuat mereka tersenyum.aamiiin :)

Sabtu, 16 Juni 2012

Resensi Novel Antusiasme


Novel Antusiasme yang ditulis oleh penulis Fida R. Abbott ini saya beli pada hari ulang tahun saya yang ke-23 tanggal 23 Mei lalu di Gramedia Expo Surabaya. Suatu novel yang ditulis oleh seorang ibu yang penuh dengan antusiasme. Rasa lelah sepertinya jarang sekali bersarang di tubuhnya. Hidup yang penuh dengan aktivitas selalu dilakukannya dengan senang hati dan tak kenal lelah.

Novel ini menggambarkan dengan jelas bahwa tak ada yang tak mungkin ketika kita mau dan mampu untuk melakukannya. Sesibuk apapun aktivitas kita sehari-hari, kita masih mampu melakukan hobby kita ketika kita mampu mengatur waktu yang tersedia. Selain itu, komitmen yang kuat harus selalu mendampingi kita karena komitmen itulah yang akan mengantarkan kita kepada target yang kita inginkan. Tak lupa pula, selalu menyelipkan semangat dan positive thinking dalam setiap aktivitas kita sehingga kesuksesan tak akan enggan menghampiri setiap langkah kita.

Dengan gaya bahasa yang masih terpengaruh dengan gaya bahasa inggris, seperti mengucapkan terimakasih ketika menyatakan keadaannya baik-baik saja -i'm fine, thanks ; saya baik, terimakasih-, novel ini menjelaskan dengan gamblang kehidupan sehari-hari seorang wanita yang penuh dengan kasih sayang. Hidup bersama seorang balita dan seorang suami yang sangat menyayanginya pula. Selain itu, terlihat juga perhatian yang tiada tara kepada teman-temannya. Sebuah pelajaran tentang pentingnya saling menyayangi sesama manusia. Namun, cerita kehidupan sehari-hari yang diulas berulang kali, sering membuat kita jenuh karena kita mampu menebaknya sebelum tulisan itu terbaca.

Hal yang paling saya suka dari novel ini adalah rasa menghargai dan peduli. Penulis menunjukkan bahwa segala sesuatu yang telah dia dapatkan selalu dia terima dengan senang hati. Dan penulis menggambarkan tentang kepeduliannya terhadap sesama. Pelajaran hidup yang terlihat simple, namun diperlukan latihan untuk dapat melakukannya hingga kita tak sadar bahwa kita telah melakukannya.

Perenungan Antusiasme

16 Juni 2012 di kamar kontrakan (Jember)
by : Syarifatul Lailah, teman di kontrakan

Pikiranku melayang. Penulis novel Antusiasme, novel yang berisi 23 bab yang aku beli pada hari ulang tahunku yang ke-23 pada tanggal 23 mei lalu telah membuka mataku, membangunkan kembali impianku, sebuah impian untuk menulis novel. Impian yang mengalami mati suri. Impian yang terlihat impossible. Namun, kita tak akan mengetahui kedalaman kolam sampai kita mau masuk ke dalam kolam tersebut. Kolam yang jernih selalu terlihat dangkal padahal selalu ada peluang tenggelam. Kita tak akan tahu hasilnya ketika kita tak mau mencobanya. Terimakasih mbak Fida. Salam arek Suroboyo :)

Minggu, 10 Juni 2012

dibalik kelemahan ada kekuatan


Ketika kelemahan itu datang, seolah-olah ingin rasanya pergi dari dunia ini, melepas semuanya. Rasa bersalah dan tidak bertanggung jawab pun sirna seketika. Ego semakin memuncak. Hanya rasa kedamaian jiwa dan raga yang ingin diraih.

Kemanakah aku harus melangkahkan kaki ketika kaki tak kuat untuk beranjak dari tempat. Apakah aku harus menyerah. Namun siapakah yang akan sudi mengangkat diriku. Tak selayaknya aku menggantungkan sepenuhnya diriku kepada orang lain, kakiku masih mampu menginjak tanah dengan baik, tanganku masih bisa meraih benda yang jauh dari tempatku berada, dan yang pasti aku masih punya Tuhan, kepadaNya lah selayaknya aku berserah diri sepenuhnya.

Tubuhku tak bisa berdiri tegak. Angin topan seperti menerpaku dari depan, belakang, maupun samping. Namun, pintu di depanku sudah sejak tadi terdengar ketukannya. Kurang tiga langkah lagi aku sudah sampai di pintu itu. tiga langkah lagi aku akan menemukan hal baru di luar sana. Tiga langkah yang akan mengubah diriku. otakku semakin kuat memegang argumennya, namun tubuhku semakin lunglai. 3 langkah yang sangat mudah dipikirkan, namun berat sekali kakiku melangkah. Stres mulai menempa diriku. Aku harus melakukannya. Aku harus melangkah 3 kaki lagi. Aku pasti bisa. aku pasti kuat. Terdengar sorak kekuatan di belakangku terus mendorong tubuhku yang semakin melemah. Man jadda wa jadda. Bismillah.

Rabu, 06 Juni 2012

Otak-otak Encer


Rasanya otak ini serasa ingin pecah. Permasalahan yang tidak rumit semakin hari menjadi semakin rumit. Batasan-batasan yang jelas sudah diatur tak digunakan dengan baik. Satu posisi yang direbutkan dua pemikiran beda. Pemikiran yang memiliki otak-otak encer itu saling beradu persepsi, tak ada keinginan untuk merujuk untuk menemukan solusi bersama.

Tembok itu terlihat semakin hari semakin kokoh dan menjulang tinggi. Perbedaan persepsi yang bergejolak di otak masing-masing masih belum juga menemukan kecocokan. Satu demi satu ranting yang berada di perbatasan itu dipatahkan. Belum terlihat pohon yang menjulang tinggi karena pasokan pupuk ekstra bagus yang otak berikan ke pohon itu. Pohon itu semakin lama semakin terlihat gersang.

Perpaduan antara kedua otak cerdas itulah yang diharapkan. Persatuan persepsi yang bisa saling menguatkanlah yang sangat diidamkan. Namun, pohon tak bisa berbuat banyak. Pohon masih belum bisa menapaki tangga setinggi kedua otak itu. Pohon masih harus berjalan melangkahkan kaki untuk menaikki anak tangga satu per satu. Tolong ijinkan pohon untuk belajar dari kedua otak itu. Pohon ingin pula menjadi bagian dari otak-otak encer.

Senin, 04 Juni 2012

Cat's Story


Malam ini aku dikejutkan oleh sahabat-sahabatku...kejutan yang sangat menyenangkan sekali...ini kejutannya :D

Boneka Kucing :-p

Meskipun hari ini sudah berganti bulan dan sudah jauh dari hari ultahku tapi tetap saja rasanya berkesan. Terutama karena kadonya adalah boneka kucing. Mereka tau sekali apa yang aku suka. Terimakasih banyak buat Yuyun, Ayunita, dan Aan...loph you guys :*
Mulai malam ini, penghuni kamarku bertambah, teman kamarku pun bertambah pula...semoga dengan kehadirannya si boneka kucing ini bisa selalu membuat mood ku selalu baek seperti waktu-waktu aku di rumah dulu...kalau bosen selalu maen ma kucingku dan langsung hilang semua penatku...wajahnya yang lugu itu lho selalu bisa bikin ketawa meskipun dia hanya diam saja...diam aja sudah lucu, apalagi kalau mau diajak maenan, hahaha lucu sekali....jadi kangen si ucil, kucingku yang diculik orang :(

si UCIL

Si Ucil ini dikasih teman adekku. Dia blasteran Jawa Anggora mangkanya badannya lebih besar dan ekornya lebih lebat. Selain itu, telinganya lebih pendek, hidung gak terlalu pesek tapi tangannya besar. Sayangnya bulunya kayak Jawa, gak terlalu panjang.

Si Ucil ini pinter banget, dia kalau buang air kecil di kamar mandi dan gak pernah rewel. Dia termasuk tipe kucing pendiam. Meskipun sudah waktunya makan tapi belum dikasih makan karena orang rumah pada sibuk, dia bakal diam saja, nungguin sampe' dikasih makan tapi sehari makannya 5x mangkanya meskipun umurnya masih setahun tapi beratnya sudah 5 kg. Lucu banget dia kalau diajak timbang, waktu ditaruh di atas timbangan badan dia cuma diam aja, malah duduk santai sambil liat ke arahku, seolah-olah tanya "berapa beratku sekarang" hahaha lucu banget :D

Dia termasuk kucing yang sensitif juga, dia mudah ngambek kalau abiz dimarahin. Dia juga suka colek-colek kalau dicuekin, pokoknya kalau ketemu dia harus nyapa dia, meskipun cuma senyum ke dia. Dan dia itu tertib banget, tiap jam 9 malam, dia selalu naek ke atas tempat tidur ibuku. Kalau ibuku sudah tidur, dia pasti langsung turun dan nemenin aku nonton tipi. Nanti kalau jam 3 pagi, dia mulai bangunin ibu. Begitu tiap hari, kayak dia bisa liat jam.hahaha :D

Lucunya lagi, si Ucil ini kalau pagi selalu ikut sarapan roti bareng ayah. Tapi kalau dia abiz dimarahi ayah, dia gak bakal mau deket-deket ayah kecuali ayah sudah minta maaf atau ayah yang nyuruh dia coz dia paling takut sama ayah. Di lain sisi, dia paling sayang sama ibu coz ibu yang selalu sabar kasih dia makan pagi siang sore malam sampai pagi lagi.hehehe...

Tapi yang bikin aku sayang banget ma si Ucil karena dia yang nemenin aku 1 bulan full nunggu hasil SNMPTN ku yang kedua. Ada trauma tersendiri coz SPMB ku yang pertama aku gagal jadi ketika nunggu hasil tes ku yang kedua, aku ada trauma tersendiri, ada rasa khawatir gagal lagi seperti tahun sebelumnya dan si Ucil lah yang setia menemaniku, mulai maen, makan, sampe' tidur pun aku bareng ma dia. Lucunya, dia selalu mau menuruti apa mauku dan sering menyontoh tingkahku.hahaha :D

Alhamdulillah tes tahun kedua aku lolos tapi sayangnya aku diterima di luar kota sehingga aku harus pergi dari rumah. Setelah aku menempuh kuliah 1 semester dan memasuki semester 2, si Ucil diculik orang. Ibuku gak berani kasih tau aku tapi akhirnya adekku nekat kasih tau setelah 1 minggu kejadian itu. Mendengar hal itu, air mataku gak pernah berhenti menetes sampe' 1 minggu lamanya. Aku sangat sayang si Ucil, sampe' sekarang pun kalau aku kangen aku masih sering nangis. Dia yang ngerti perasaanku waktu itu, dia yang jadi tempat curhat sekaligus penghiburku. Loph you forever cil :* hikz :'(

Minggu, 03 Juni 2012

Katalog Finansial FULDFK Tahun 2012 Edisi 2


assalamualaikum wr wb
alhamdulillah...kita bisa hadir kembali :D
katalog finansial edisi 2 sudah dapat dilaunching :)

produk-produk FULDFK yang ada di dalam katalog edisi 2 ini dapat dipesan mulai tanggal 23 Mei hingga 30 Juni 2012 melalui Finansial / Bendahara pada masing-masing LDF



produk-produk ini untuk umum jadi bagi yang bukan pengurus FULDFK Indonesia boleh membelinya juga

ayo buruan order coz waktunya terbatas n_n
wassalamu'alaikum wr wb

- FULDFK solid, mengakar, menyejarah -












Contact Person :
DEP = Ukh Indri (085648599209)

DEW 1 = Ukh Yeni (085364548981)
unand - vekky - 087895574791
unja - harvey - 085760932479
unsyiah - eka - 085362375992
unila - andre - 085279355317
unri - desmawati - 085265801313
uisu - hafizah - 085287525431
unbrah - mimi - 085274145626
unsri - yuli - 085273812464
unaya - supri - 085762422606
unimal - esi - 087899811082
usu - nindi - 085268291926

DEW 2 = Ukh Wulan (085251871972)
Santi Rahim unhas : 085299265348
Radhiyana Putri unmul: 081346361001
Nopitasari untan:085750950095

DEW 3 = Ukh Risa (081294055316)
Amila Hanifan - unpad - 081320929220
Azri iskandar - unisba - 08567070048
Dinnoor ismansyah - usakti - 085697278900
Muhammad ikhwan - unjani - 085721192121
Risqon nafiah - ui - 085649043428

DEW 4 = Akh Galih (085641436767)
uii triana : 087738632274
ums lia : 085247632266
unissula galih : 085641436767
unsoed maulana : 085647777659
uns satria : 085642324571
umy nida :085295853546
undip faisal : 085751159272
ugm - vidya - 083867123029
undip - faisal - 085751159272
ugm - vidya - 083867123029

DEW 5 = Ukh Ika (081917138206)
Isna – UB – 08565580727
Fitri – Uncen – 085244586280
Fatimah – UHT – 085731188932
Fitri – UJ – 081946624246
Elin – Unizar – 083129016998
Indah – Unud – 081362640555
Novi – Unram – 081907786506
Sulfa – Unisma – 081703389015

Sabtu, 02 Juni 2012

Maaf Tuk Berpisah


Kau tahu tentang hatiku
Yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku
Yang selalu mengenangmu selamanya

Lirik nasyid itu melayangkan pikiranku ke hubungan yang telah terjalin selama 4 tahun namun berakhir pada 1 tahun yang silam. Suatu hubungan yang tak ada ikatan yang jelas. Tak ada kesepakatan yang tegas. Tak ada ungkapan yang nyata. Hanyalah sebuah simpati antar sesama yang ternyata aku salah artikan. 


Maafkanlah segala khilaf yang telah kita lewati
Tlah membawamu ke dalam jalan yang melupakan Tuhan
Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
Untuk kembali arungi hidup dalam ridho Ilahi

Maaf tuk berpisah, mungkin itulah yang memang seharusnya terjadi pada hubungan ini. Tak perlu ada rasa sakit hati dan tak perlu ada penyesalan karena aku kembali ke jalan yang benar. Tak ada peraturan Nya yang aku langgar lagi kini. Sudah seyogyanya aku bersyukur atas didikan Nya yang secara tak langsung ini. Meskipun aku perlu bertahun-tahun untuk memahaminya, akhirnya aku pun mampu mengambil hikmah Nya.

"Intropeksi diri sendiri dulu" itulah yang terucap dari bibir Ayah tersayangku ketika tahu bahwa anak gadisnya telah tertipu oleh bualan lelaki yang mengaku juga berprinsip sama denganku. Ayah tak menyalahkannya atas kesalahan yang telah dia lakukan kepadaku. Malahan terlihat wajah Ayah lebih bahagia ketika aku tersakiti olehnya meskipun otak dan hatiku selalu bilang bahwa aku tak perlu merasa sakit hati.

Kali inilah, untuk pertama kalinya aku memberikan hatiku ke sosok lelaki yang mendekatiku, lebih banyak daripada biasanya. Pertama kali pula aku mengatakan kepada ibuku bahwa aku ingin pacaran karena suka dengan sosok cowok yang sudah aku kenal lama sebelum dia mendekatiku. Untunglah ibuku tak menanggapi ucapanku secara langsung dan hanya terdiam dengan menatap terus ke arah layar kaca. Hatiku antara takut dan sebal ketika itu. Aku tau ibu pasti kaget mendengar penuturanku waktu itu, meskipun aku sudah kuliah tapi aku belum pernah pacaran dan belum pernah cerita suka dengan siapa dan itulah untuk pertama kalinya, iya, pertama kalinya. Sudah menjadi kebiasaanku, aku tak melakukan apa yang aku inginkan ketika tak ada ucapan setuju dari orang tuaku dan aku pun tak melakukan keinginanku tuk pacaran itu. Namun aku pun sangat bersyukur hingga saat ini karena ucapan setuju itu tak meluncur dari bibir ibuku, tak taulah penyesalan seperti apa yang akan aku rasakan jikalau aku melakukan hasratku untuk pacaran pada waktu itu.

Komunikasi yang sangat jarang sekali dikarenakan kesibukan masing-masing menimbulkan rasa rindu yang bertepi kala itu. Tapi hal itu berubah menjadi rasa syukur saat ini. Aku bersyukur karena hubungan yang tidak terlalu intens, aku tak pernah mengenal lebih dalam tentang keluarganya, kehidupannya, dan semuanya tentang dirinya. Perbincangan ketika aku dan dia komunikasi pun standard, hanya perihal kuliah yang kebetulan jurusannya sama. Untuk berjumpa dan bertatap muka secara langsung pun tak pernah sukses terjadi. Rasa syukur yang teramat dalam karena tak ada kenangan-kenangan lebih yang bisa membuatku membencinya.

Aku tak mau hal itu terulang kembali, aku tak mau melakukan hal seperti itu lagi, aku tak mau melakukan hubungan yang tak pasti dan keliru itu seperti itu lagi. Kini yang aku harapkan adalah cinta suci. Cinta yang benar-benar hanya berharap ridho Nya. Cinta yang berasal dari sosok pria yang benar-benar memahami akan apa artinya cinta dan sosok yang haus akan ilmu Nya, bukan pria yang hanya berlabel alim. Memang aku bukan wanita yang benar-benar sholehah tapi aku berharap mendapatkan sosok imam yang sholeh sehingga aku pun bisa menjadi sholehah.

Bagi teman-teman yang sedang berpacaran atau sekedar dekat dengan sosok pria, lebih baik segeralah mengambil keputusan saja. Mau melanjutkan langsung ke jenjang pernikahan atau memutuskan untuk berpisah demi kebaikan masing-masing. Tak ada yang diuntungkan dengan adanya berpacaran atau sekedar dekat, mungkin yang ada hanyalah kegalauan karena sms tak kunjung di balas, rasa kangen yang dalam karena lama tak berjumpa. Apakah kalian tak memikirkan perasaan kalian ketika rasa itu ternyata ditipu atau ditinggalkan? Ingatlah, perasaan adalah bagian dari tubuh kita, ketika perasaan kita tersakiti maka secara tak langsung, tubuh ini akan merasa tersakiti pula. Marilah kita renungkan hal-hal yang akan atau sedang kita lakukan dan melihat spion untuk tidak mengulangi kesalahan pada masa lampau. Hidup adalah pilihan, seperti apakah hidup yang kita pilih? Itu semua terserah kita, kita berhak memilih pilihan hidup kita beserta resiko yang tak pernah lelah mengikutinya ^_^

Nantikanku di Batas Waktu


Aku tak tau apa yang sedang aku pikirkan, tiba-tiba saja lamunan itu datang ketika namamu muncul di home facebookku. Keinginantahuan yang mendalam pun tak mampu aku cegah. Aku mulai membaca update statusmu dan membuka wall facebookmu. Kutemukan beberapa status yang jarang sekali terupdate, beberapa wall dari temanmu, dan beberapa info tentang pertemananmu. Pikiranku melayang pada kejadian setahun silam. Aku tak tau, apakah itu kesalahan atau memang sengaja kau lakukan. Aku tak mampu bertanya langsung pada dirimu. Rasa gundah dan ge-er menyelimutiku. Sebenarnya aku ingin sekali mencari tahu jawaban atas kegundahan, kegalauan, dan rasa penasaran yang sangat amat melekat di otakku ini. Mungkin aku terlalu berlebihan, bisa jadi. Tapi sudah harfiahnya jika wanita merasa terusik dengan hal-hal yang seperti ini.

Di saat kita bertemu, tak ada yang terasa spesial. Kau memperlakukanku seperti temanmu yang lain, begitu pula yang aku lakukan pada dirimu. Tak ada tanda-tanda yang bisa memperkuat rasa ge-erku karena rasa penasaran yang telah kau timbulkan pada malam itu. Aku sering berpikir, apakah teknologi bisa merubah sendiri sesuatu tanpa diubah oleh penggunanya atau memang kau ubah tanpa kau beritahu aku. Tapi aku merasa tak ada hal-hal berlebih yang kau lakukan sehingga aku merasa menjadi orang spesial. Apa karena kita memang teman biasa atau karena kau akan mulai membuatku spesial jika sudah tiba waktunya?

Aku adalah seorang wanita. Pada umumnya wanita memang lebih peka, mudah sekali memahami signal-signal yang diberikan padanya. Tapi hal itu tak terjadi padaku. Aku bukan wanita yang peka terhadap hal-hal kecil yang mungkin sebenarnya dikhususkan untuk diriku. Aku jarang sekali bertindak tanpa diikuti oleh bimbingan akalku. Memang aku mudah ge-er tapi ge-er itu akan hilang seiring hembusan angin. Aku tak akan pernah punya nyali untuk menyetujui kege-eranku karena aku merasa bahwa aku adalah wanita, bukan aku yang berhak datang tapi aku lah yang harus menunggu pangeran berkudaku.

Kita mulai belajar dan memperdalam agama disini. Kita mulai tau apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan. Aku memahami hal itu, kita tak boleh terlalu dekat karena kita tak ada hubungan darah atau suatu ikatan pernikahan. aku pun juga tak mau terlalu dekat karena aku takut datangnya fitnah. Tapi apakah salah jika aku mengetahui apakah yang terjadi malam itu benar? Atau itu hanya kesalahan teknologi? Ataukah human error? Kadang ingin sekali aku menjawab sendiri pertanyaan itu dengan kata singkat, jelas, dan padat "IYA" tapi otakku kadang berpikir sebaliknya, apakah karena kita belum waktunya untuk merasakan indahnya cinta di bawah restu orang tua dan janji yang akan kau lantunkan di depan ayahku? Haruskah aku menantimu hingga batas waktu yang telah dipilihkan oleh Nya?

Lantunan nasyid Edcoustic "Nantikanku di Batas Waktu" pun mengiringi lamunanku.

Di kedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata
Sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan

Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Ku bawa kau pergi ke surga abadi
Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku di batas waktu

Jumat, 01 Juni 2012

Kaya or Miskin


Otak dan perasaan terus beradu. Pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya tak perlu dipertanyakan datang silih berganti. Otak terus saja kritis menilai seluruh kehidupan ini. perasaan tak mau menerima kritikan-kritikan yang hanya memojokkan kehidupan yang telah aku miliki. Aku tak pernah merasa kekurangan, meskipun tak bisa pula melakukan hal-hal yang berlebihan. Tapi aku tak pernah merasakan sulitnya makan sesuap nasi. Aku masih bisa memilih dan membeli makanan yang aku mau. Lalu apakah yang salah? Yang salah adalah kenapa aku terkadang masih kurang bersyukur.


Banyak orang yang kaya. Mereka bisa membeli apa yang mereka suka, penting atau tidak penting barang yang dibeli itu. Tak pernah melihat harga tapi yang dilihat adalah merk dagang. Beruntunglah anak yang terlahir kaya, sudah bisa merasakan kemudahan dalam setiap hal yang berhubungan dengan materi. Tapi tak jarang pula yang menjadi anak yang sombong dan menyepelekan segala hal. Wajarlah, mereka tak pernah merasa kesulitan, uang bisa membeli banyak hal yang manusia inginkan. Bermain tak cukup ke luar kota, luar negeri pun sudah jadi list tempat rekreasi mereka. Untuk mendapatkan pendidikan yang bisa dilakukan di negeri sendiri pun kadang-kadang tak dilakukan, sekolah luar negeri menjadi pilihan utama. Tanpa bingung cari beasiswa, tanpa pengiritan hidup, tetap enjoy dengan waktu luang yang banyak tanpa kerja part time tapi uang terus mengalir seperti kran yang tidak juga ditutup. Pertanyaannya lagi, apakah salah jika mereka ingin menikmati hasil kerja orang tua mereka? Apa salah jika mereka memanfaatkan kekayaan orang tua mereka?

Di lain sisi, banyak pula orang miskin. Untuk makan nanti sore saja mereka tak tau mau makan dengan apa, apalagi untuk makan sebulan ke depan, setahun ke depan. mereka tak pernah target-target pasti yang akan mereka lakukan untuk jauh ke depan terutama yang berhubungan dengan uang banyak. Untuk makan saja sudah menghabiskan ruang otak mereka, apalagi untuk memikirkan impian-impian yang terlalu tinggi. Biarkanlah semua mengalir seperti air. Semut yang sekecil itu aja tiap hari masih bisa makan, kenapa manusia yang sebesar ini tak mampu mencari makan, pasti bisa. Kesederhanaan dan menerima apa saja yang mereka dapat adalah karakter sebagian dari mereka. Tapi itu hanya beberapa, lalu bagaimana dengan beberapa yang lain? Beberapa yang lain ada yang tak mau terus-menerus hanya menerima saja seperti itu. Namun, sayangnya ada yang mengalihkan ke hal yang baik tapi ada yang ke hal yang buruk pula. Ketika hal baik itu merasuki sebagian dari mereka, maka mereka lebih berusaha keras dengan memutar otak dan mengandalkan otot untuk kehidupan yang lebih baik. Sama halnya dengan mereka  yang dirasuki hal yang buruk, mereka juga memutar otak dan mengandalkan otot tapi diiringi dengan keinginan yang instant, tak jarang kejahatan mereka lakukan demi perbaikan hidup. Salahkan jika mereka ingin merasakan nikmatnya hidup dengan harta yang berlimpah dan serba kecukupan? Salahkah mereka mereka melakukan kejahatan? Jika salah, mana janji orang-orang yang duduk di kursi yang super duper mahal itu? Apakah undang-undang yang sudah ditulis itu hanya menjadi tulisan tanpa aplikasi? Lalu, siapakah yang seharusnya disalahkan?

Otakku yang masih condong ke idealis terus menilai sisi positif dan negatif dalam segala hal. Perasaanku pun terus mendampingi dengan setia, meluruskan ketika otakku mulai berpikir bengkok, mendorong supaya bisa berjalan lebih cepat ketika otakku menemukan ide yang berlian.

Kita perlu melihat ke atas untuk meningkatkan etos kerja dan mencapai impian kita tapi tak lupa untuk melihat ke bawah untuk selalu bersyukur atas apa aja yang sudah mampu kita dapat. Tapi tak cukup hanya dengan melihat saja, segala sesuatu akan terlihat efeknya ketika sudah diaplikasikan so kita perlu aplikasi. Aplikasi apakah yang bisa kita lakukan? Just do what you can do :)