Minggu, 10 Juni 2012

dibalik kelemahan ada kekuatan


Ketika kelemahan itu datang, seolah-olah ingin rasanya pergi dari dunia ini, melepas semuanya. Rasa bersalah dan tidak bertanggung jawab pun sirna seketika. Ego semakin memuncak. Hanya rasa kedamaian jiwa dan raga yang ingin diraih.

Kemanakah aku harus melangkahkan kaki ketika kaki tak kuat untuk beranjak dari tempat. Apakah aku harus menyerah. Namun siapakah yang akan sudi mengangkat diriku. Tak selayaknya aku menggantungkan sepenuhnya diriku kepada orang lain, kakiku masih mampu menginjak tanah dengan baik, tanganku masih bisa meraih benda yang jauh dari tempatku berada, dan yang pasti aku masih punya Tuhan, kepadaNya lah selayaknya aku berserah diri sepenuhnya.

Tubuhku tak bisa berdiri tegak. Angin topan seperti menerpaku dari depan, belakang, maupun samping. Namun, pintu di depanku sudah sejak tadi terdengar ketukannya. Kurang tiga langkah lagi aku sudah sampai di pintu itu. tiga langkah lagi aku akan menemukan hal baru di luar sana. Tiga langkah yang akan mengubah diriku. otakku semakin kuat memegang argumennya, namun tubuhku semakin lunglai. 3 langkah yang sangat mudah dipikirkan, namun berat sekali kakiku melangkah. Stres mulai menempa diriku. Aku harus melakukannya. Aku harus melangkah 3 kaki lagi. Aku pasti bisa. aku pasti kuat. Terdengar sorak kekuatan di belakangku terus mendorong tubuhku yang semakin melemah. Man jadda wa jadda. Bismillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar