Kamis, 10 Mei 2012

Bahasa Tulisan


Bahasa tulisan tidak jarang menyebabkan missunderstanding, malah bisa dikatakan sering sekali terjadi. Biasanya missunderstanding disebabkan oleh kesalahan cara penyampain atau kesalahan dalam menerjemahkan atau kurang lengkapnya informasi yang ingin disampaikan. Penyebab-penyebab itulah yang paling sering menyebabkan missunderstanding.

Cara penyampaian seseorang biasanya sesuai dengan karakter masing-masing. Ada yang suka dengan bahasa tegas, langsung pada tujuan, bertele-tele, dan lain sebagainya. Biasanya cara penyampaian juga dipengaruhi dari asal seseorang, kebiasaan cara berbicara, dan banyak sekali faktor lainnya. Sebenarnya dari sini kita bisa belajar, tidak semua orang mengenal kita dengan baik tapi pada suatu ketika kita pasti akan harus berkomunikasi dengan orang lain so jadikanlah diri kita seperti bunglon yang mudah beradaptasi.

Ketika kita harus berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau orang yang baru kita kenal atau dalam kondisi formal, sebaiknya kita menggunakan kata-kata dan cara yang lebih sopan. Berbeda ketika kita berkomunikasi dengan teman kita, kita bisa menggunakan bahasa yang lebih santai. Sedangkan ketika kita berkomunikasi dengan orang yang lebih muda usianya dari kita, alangkah baiknya jika kita bisa mengeluarkan kata-kata yang baik yang bisa menjadi teladan buat mereka khususnya buat kita. Apalagi yang sedang kita bahas adalah bahasa tulisan. Ketika kita menyampaikan informasi, orang tidak bisa melihat cara kita menyampaikan kalimat-kalimat kita, tak jarang kalimat yang kita maksudkan dengan tujuan baik, tidak membentak, tidak mendoktrin, atau bahasa lainnya tapi mereka artikan sebaliknya sehingga terjadi kesalahan penerjemahan. Jujur saja, saya tak jarang kesulitan dalam membaca sms yang disingkat-singkat dan tidak menggunakan singkatan yang biasa dipakai. Kadang ada yang menulis hurufnya besar kecil tidak sesuai ejaan, ada yang menggunakan bahasa alay, ada pula yang memadukan huruf dan angka dalam membuat suatu kata. Menurut saya, hal itu memang kadang-kadang membuat singkat suatu pesan secara kuantitas huruf tapi akibatnya bisa memperlama kuantitas waktu dalam membaca karena membutuhkan waktu yang lumayan untuk menerjemahkan kata demi katanya, kecuali bagi orang yang biasa menggunakan bahasa seperti itu pula tapi tak semua orang yang kita kirimkan pesan singkat menggunakan bahasa seperti itu pula. 
Apalagi kalau pesan singkat itu disampaikan ke orang yang sudah tua. Penglihatan orang secara fisiologis akan menurun seiring bertambahnya usia jadi untuk membaca tulisan-tulisan kecil itu orang tua biasanya mengalami kesulitan meskipun sering disiasati dengan menggunakan kacamata plus. Untuk membaca tulisannya saja sudah kesulitan, apalagi untuk menerjemahkan singkatan-singkatan itu. Karena itu, tak jarang orang tua lebih memilih untuk berbicara langsung daripada mengirim pesan singkat. Selain itu, kadang-kadang karena singkatan yang aneh-aneh itu, bisa menyebabkan perbedaan persepsi dalam mengartikan singkatan tersebut so informasi yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dengan baik, hal yang paling buruk ketika informasi yang ingin disampaikan dengan informasi yang tersampaikan tidak sama.

Untuk menyiasati kesalahpahaman itu semua, marilah kita selalu belajar untuk bisa beradaptasi dan memahami orang lain. Tempatkan diri kita pada tempat yang sesuai. Kita diciptakan sebagai makhluk sosial yang artinya kita harus bisa membuat komunikasi yang baik dengan orang lain sehingga komunikasi itu dapat berjalan seperti arus AC yang saling bolak-balik dan membentuk simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. So, mari kita awali dengan cara komunikasi yang baik dan kita awali dari diri kita sendiri.
Jadi contoh orang lain...why not???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar