Jumat, 05 Oktober 2012

Bukan Cowok Biasa


Tiga puluh tahun yang lalu aku terlahir di dunia ini. Kini usiaku sudah tak muda lagi. Namun, aku belum menuju ke pelaminan hingga saat ini dan itulah yang membuat keluarga terutama orang tuaku semakin khawatir. Selain itu, aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adikku adalah cowok dan mereka sudah menikah. Aku belum menikah bukan karena aku tak cantik. Aku cantik. Tinggiku 165 cm dengan berat 45 kg.
“Lil, kamu kenapa sih kok belum menikah?”
“Nanti kalau aku menikah, kamu mau shopping sama siapa?”
“Hadeh, aku ini serius. Jawabnya kok malah kayak gitu.”
“Hahaha... lama-lama kamu kayak bundaku ya. Tiap hari selalu bertanya dengan pertanyaan yang sama. Aku aja sampai bosan jawabnya. Kok bisa-bisanya kalian tak bosan-bosannya tanya kayak gitu ke aku.”
“Soalnya kita belum dapat jawabannya.”
“Kapan aku gak pernah jawab? Aku kan selalu menjawab dengan jelas.”
“Apa? Kamu masih saja tunggu pangeran berkudamu datang jemput kamu? Ada-ada aja ya kamu ini. Jangan mengkhayal deh. Kita ini hidup di dunia nyata.”
“Hahaha... tunggu saja tanggal mainnya. Coming soon.”
“Kamu kenapa sih gak mau terima cowok-cowok yang mau jadi pacar kamu? Kamu pacaran aja dulu, nanti kalau cocok, lanjut deh ke pelaminan.”
“Enak banget ya ngomongnya, ngelakuinnya ini yang sulit. Sudah deh, doakan saja temanmu yang cantik ini semoga dapat jodoh yang tepat dan pada waktu yang tepat. Aamiiin.”
Aku memang selalu terlihat tegar perihal masalah jodohku meskipun aku pun semakin hari sebenarnya semakin khawatir dengan usiaku yang semakin tahun semakin bertambah alias aku sudah semakin tua. Tak jarang aku mendengar julukan ‘perawan tua’. Tapi itulah pilihan hidupku. Aku tak mau menerima cowok-cowok itu bukan karena aku mempunyai syarat-syarat yang super sulit sebagai calon suamiku. Tapi aku ingin ada cowok yang mendekatiku bukan untuk menjadi pacarnya namun jadi istrinya dan aku belum menemukan cowok seperti itu. Biarkanlah aku menanti jodohku. Walaupun aku tersiksa dengan kekhawatiranku tapi semakin hari aku semakin yakin bahwa aku akan bertemu dengan jodohku. Bukan sekedar cowok biasa tapi seorang pria yang bisa membimbingku untuk selalu mencintai-Nya dan semakin mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar