Jumat, 12 Oktober 2012

Bahagia Karena Bersyukur

Setiap manusia berhak berkhayal. Berharap lebih dari apa yang dimiliki saat ini. Karna hal itu dapat membuat   hidup semakin bersemangat untuk meraih sukses masa depan. Keinginan dalam hidup ibarat menggali lubang,  dimana lubang itu harus ditutupi pasir supaya tidak berlubang lagi dan pasir itu adalah sebuah usaha. Semakin besar suatu keinginan berarti semakin dalam lubang digali, secara otomatis hal itu membutuhkan pasir yang lebih banyak lagi alias dibutuhkan banyak usaha untuk mencapai keinginan.

Tak semua orang beruntung dengan harta yang melimpah, kebahagiaan yang mencerahkan jiwa. Tapi tak ada yang salah ketika banyak orang mengharapkan semua surga dunia itu. Keinginan yang selalu berharap untuk terkabul. Keinginan yang selalu didambakan supaya cepat terealisasi. Keinginan yang tak jarang membuat seseorang menjadi terlena. Terlena akan kegemerlapan kebahagiaan yang dijanjikan. Padahal kebahagiaan itu sebagian besar bukan berasal dari luar tubuh kita melainkan dari dalam diri kita.

Kita akan merasa bahagia ketika signal kebahagiaan yang ada dalam diri kita menyatakan bahwa kita sedang bahagia. Kita sedang bahagia ketika otak kita menyetujui bahwa kegembiraan berpihak pada diri kita. Lalu mengapa kita masih buta dengan kebahagiaan itu. Kita bisa bahagia walau dalam keadaan gundah gulana. Kita mampu membahagiakan diri kita kapanpun dan dimanapun. Karena kebahagiaan ada dalam relung jiwa kita dan selalu bersama kita. Tak jarang kebahagiaan mengetuk pintu hati kita untuk mempersilakannya masuk tapi cukup jarang hati kita membiarkan kebahagiaan itu masuk dan membahagiakan kehidupan kita.

Syukur adalah sahabat terdekat bahagia. Bahagia sangat menyenangi orang-orang yang bersyukur. Tak jarang bahagia sulit berpisah dari orang-orang yang dengan tulus ikhlas menerima semua yang dia punyai. Walaupun di hadapan orang lain itu kurang, namun bagi orang yang pandai bersyukur itu adalah cukup. Namun, realita zaman sekarang, jarang orang yang mampu bersyukur dengan semua yang didapat. Kekurangan dan mengharapkan lebih dan lebih lagi, itulah yang lebih sering menghinggap di pemikiran sebagian besar orang. Berharap memiliki kebahagiaan seperti orang lain, berharap memiliki harta melimpah seperti orang lain, berharap memiliki seluruhnya seperti yang orang lain miliki. Kurang adanya rasa bersyukur itulah yang membuat bahagia malas untuk mendekatinya.

Biarkanlah bahagia menemani kehidupan kita. Dan menjadikan bahagia sahabat terbaik kita, yaitu dengan cara merekrut syukur sebagai asisten pribadi kita :)

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar