Senin, 28 April 2014

sepasang Ayah 'n Anak

Sambil menikmati sore, terbebas dari rutinitas hari ini, hanya sekedar melepaskan lelah sambil mengisi perut yang belum terisi sama sekali sejak tapi pagi. Aku menetapkan pilihan menikmati mie ayam dan green tea tobi-tobi di dekat kos. Sedang asik-asiknya menikmati hidangan di depanku, sepasang ayah anak duduk tepat di depanku.
“Mau dibuka mas?”
“Iya”
Si ayah membukakan susu coklat itu.
“Hmm... enak” ucap si ayah.
“Hmm... enak” tiru si anak.
Dalam waktu sepuluh menit, susu itu pun kandas. Si anak mulai mencari kesibukan.
“Ayah itu apa?”
“Saos.”
“Saos. Kalau itu?”
“Kecap.”
“Kecap. Kalau yang itu?”
“Cuka.”
“Cuka. Kalau yang itu?”
“Kecap.”
“Kecap. Kalau yang itu?”
Semuanya ditunjuk secara berulang tapi si ayah tetap dengan semangatnya memberitahukan apa yang ditunjuk si anak. Si anak pun tak kalah semangatnya menirukan semua yang diucapkan si ayah.
Pesanan yang mereka nanti pun akhirnya datang juga.
“Hmm... mie.”
“Bentar, panas mas.”
“Nggak panas.” Celoteh si anak padahal dia hanya melihatnya.
“Aku mau mie yah.”
“Iya. Ayo berdoa dulu.”
Si ayah menundukkan kepalanya diikuti oleh lantunan doa sebelum makan dari mulut kecil si anak. Walau masih kecil, suaranya terdengar fasih dan lantang, terlihat bahwa dia cukup menguasai doa tersebut.

“Bismillahhirrohmanirrohim. Allahumma baarik lanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar. Aamiin.”
“Bentar mas, panas.”
Si anak tak sabar ingin menyantap mie tersebut tapi ayahnya melarangnya, si anak pun sabar menunggu perintah ayahnya. Si ayah bergegas meminta satu mangkuk lengkap dengan sendok garpu ke si penjual dan diletakkan di depan si anak. Ayah berbagi sedikit mie dan pentolnya ke si anak.
“Hmm... mie.”
Si anak antusias menunggu perintah ayahnya untuk mempersilakannya makan.
Mereka berdua makan dengan riewuh tapi terlihat menyenangkan.
Tak terasa makanan dan minumanku habis, aku pun bergegas pergi meninggalkan keromantisan antara ayah dan anak yang baru saja aku saksikan.
Terimakasih buat sepasang ayah dan anak di depanku tadi, walau aku hanya mengamati kalian dalam diam, meski kalian riewuh di depanku dengan keberisikan kalian, tapi kalian sudah mengajarkan banyak tentang arti sebuah kasih sayang dan hubungan baik antara ayah dan anak.
 

“Bentar mas, panas.”
Si anak tak sabar ingin menyantap mie tersebut tapi ayahnya melarangnya, si anak pun sabar menunggu perintah ayahnya. Si ayah bergegas meminta satu mangkuk lengkap dengan sendok garpu ke si penjual dan diletakkan di depan si anak. Ayah berbagi sedikit mie dan pentolnya ke si anak.
“Hmm... mie.”
Si anak antusias menunggu perintah ayahnya untuk mempersilakannya makan.
Mereka berdua makan dengan riewuh tapi terlihat menyenangkan.
Tak terasa makanan dan minumanku habis, aku pun bergegas pergi meninggalkan keromantisan antara ayah dan anak yang baru saja aku saksikan.
Terimakasih buat sepasang ayah dan anak di depanku tadi, walau aku hanya mengamati kalian dalam diam, meski kalian riewuh di depanku dengan keberisikan kalian, tapi kalian sudah mengajarkan banyak tentang arti sebuah kasih sayang dan hubungan baik antara ayah dan anak.
 



Note:

  • Orang tua adalah contoh dari setiap anak.
  • Anak akan selalu mencoba meniru apa yang dilakukan dan diucapkan orang tua
  • Anak akan menjadi penurut ketika orang tua mau memperhatikannya dengan baik
  • Orang tua tak pernah lelah mengajari anaknya walaupun itu terlihat membosankan
  • Keingintahuan anak yang tinggi perlu dimanfaatkan orang tua untuk melatih intelektualnya sekaligus mengajarinya tentang kehidupan sosial
  • Sesibuknya orang tua kita, mereka masih menyempatkan berbincang dan pergi bersama kita
  • Sebaik-baiknya sahabat adalah orang tua
 I love you so much ayah ‘n ibu...i always do miss you :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar