Tiga
puluh tahun yang lalu aku terlahir di dunia ini. Kini usiaku sudah tak muda
lagi. Namun, aku belum menuju ke pelaminan hingga saat ini dan itulah yang membuat
keluarga terutama orang tuaku semakin khawatir. Selain itu, aku adalah anak
pertama dari tiga bersaudara. Kedua adikku adalah cowok dan mereka sudah
menikah. Aku belum menikah bukan karena aku tak cantik. Aku cantik. Tinggiku 165
cm dengan berat 45 kg.
“Lil,
kamu kenapa sih kok belum menikah?”
“Nanti kalau aku menikah, kamu mau shopping sama siapa?”
“Nanti kalau aku menikah, kamu mau shopping sama siapa?”
“Hadeh,
aku ini serius. Jawabnya kok malah kayak gitu.”
“Hahaha...
lama-lama kamu kayak bundaku ya. Tiap hari selalu bertanya dengan pertanyaan
yang sama. Aku aja sampai bosan jawabnya. Kok bisa-bisanya kalian tak
bosan-bosannya tanya kayak gitu ke aku.”
“Soalnya
kita belum dapat jawabannya.”
“Kapan
aku gak pernah jawab? Aku kan selalu menjawab dengan jelas.”
“Apa?
Kamu masih saja tunggu pangeran berkudamu datang jemput kamu? Ada-ada aja ya
kamu ini. Jangan mengkhayal deh. Kita ini hidup di dunia nyata.”
“Hahaha...
tunggu saja tanggal mainnya. Coming soon.”
“Kamu
kenapa sih gak mau terima cowok-cowok yang mau jadi pacar kamu? Kamu pacaran
aja dulu, nanti kalau cocok, lanjut deh ke pelaminan.”
“Enak
banget ya ngomongnya, ngelakuinnya ini yang sulit. Sudah deh, doakan saja
temanmu yang cantik ini semoga dapat jodoh yang tepat dan pada waktu yang
tepat. Aamiiin.”
Aku
memang selalu terlihat tegar perihal masalah jodohku meskipun aku pun semakin
hari sebenarnya semakin khawatir dengan usiaku yang semakin tahun semakin
bertambah alias aku sudah semakin tua. Tak jarang aku mendengar julukan ‘perawan
tua’. Tapi itulah pilihan hidupku. Aku tak mau menerima cowok-cowok itu bukan
karena aku mempunyai syarat-syarat yang super sulit sebagai calon suamiku. Tapi
aku ingin ada cowok yang mendekatiku bukan untuk menjadi pacarnya namun jadi
istrinya dan aku belum menemukan cowok seperti itu. Biarkanlah aku menanti
jodohku. Walaupun aku tersiksa dengan kekhawatiranku tapi semakin hari aku
semakin yakin bahwa aku akan bertemu dengan jodohku. Bukan sekedar cowok biasa
tapi seorang pria yang bisa membimbingku untuk selalu mencintai-Nya dan semakin
mencintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar