“Kata
Ayah”, dua kata yang sangat sederhana namun memiliki makna yang berarti bagiku.
Dua kata yang tak jarang aku sisipkan di awal kalimatku. Ayah adalah laki-laki
yang paling aku hormati dan sayangi. Setiap kata yang terucap oleh Ayah selalu mampu
menyita perhatianku.
Suatu
malam di bulan Syawal. Aku, adek, ibu, dan ayah yang sedang berkunjung ke rumah
Nenek berkumpul di ruang tengah. Malam itu para nyamuk turut berkumpul. Satu
per satu mereka menempel di kulit kami, namun sudah menjadi kebiasaanku untuk
tidak memukulnya tapi hanya mengusirnya.
“Yah,
nyamuk itu hidupnya berapa lama?”
“Hidupnya
cuma beberapa hari.”
“Kasihan
ya, belum lagi kalau menggigit lalu dipukul, kemungkinan besar mati.”
“Ya
seperti itulah hidup. Secara normal, hidup nyamuk cuma beberapa hari. Mereka
butuh makan untuk bertahan hidup tapi ketika mencari makan, mereka malah harus
mempertaruhkan nyawanya. Untuk bertahan hidup, nyamuk harus menghisap darah
manusia. Ketika menghisap darah, tak jarang nyamuk dipukul dan akhirnya mati. Hidup
yang bakal kamu lewati nantinya juga seperti itu. Hidup itu keras, apalagi
seiring dengan bertambahnya tahun dan berubahnya zaman. Butuh perjuangan yang
keras untuk tetap bisa bertahan hidup. Yang penting juga, kamu harus mempunyai
skill. Kuli bangunan dan tukang itu kerjanya sama, yaitu membuat bangunan. Tapi
tukang mempunyai skill, dia tahu cara-caranya membuat bangunan, tenaga dan
otaknya ikut bekerja. Berbeda dengan kuli bangunan, mereka lebih mengandalkan
tenaganya saja. Meskipun kerja kuli tak jarang lebih berat daripada tukang,
namun hasil yang didapatkan si tukang sudah dapat dipastikan lebih banyak
daripada si kuli. Otak itu lebih mahal. Karena itu, belajar yang rajin supaya
nanti dapat kerja yang enak, tidak perlu terlalu mengeluarkan banyak tenaga
tapi hasilnya banyak.”
“Hmm”
Aku hanya menundukkan kepala sambil tersenyum.
“Selain
nyamuk, cicak itu juga hebat. Dia tak bersayap tapi makanannya bersayap.
Kadang-kadang kalau dipikir secara logika, hal itu tidak mungkin. Nyamuk bisa
terbang kemana-mana tapi cicak hanya bisa menempel di tembok. Tapi Allah sudah
mengaturnya begitu. Kalau cicak mau bekerja keras, cicak pun bisa makan nyamuk.
Semuanya membutuhkan usaha untuk mendapatkan sesuatu, tidak ada yang instan.
Dan jangan lupa untuk selalu mengiringi usaha dengan selalu berdoa. Perihal
hasilnya, itu sudah menjadi hak Allah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar